Prof. Drs. Sapto P. Putro M.Si., Ph.D, Ketua Center of Excellence Marine Ecology and Biomonitoring for Sustainable Aquaculture (Ce-MEBSA) sekaligus Ketua Departemen Biologi Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro (Undip), menjadi keynote speaker dalam seminar internasional: 5th International Conference on Advancing Knowledge from Multidisciplinary Perspectives in Education, Engineering & Technology (ICAKMPET-2025).
Acara yang berlangsung pada 24-25 Januari 2025 di Cebu, Filipina ini mengusung tema “Reshaping the Future: Education, Engineering, and Technology for Sustainable Societies.” Konferensi yang diadakan secara hybrid ini melibatkan lebih dari 22 pembicara ahli dari berbagai negara, termasuk Filipina, Indonesia, India, Swedia, dan Malaysia.
Tema konferensi ini menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas disiplin di bidang teknik dan teknologi. Peserta diundang untuk mengeksplorasi dan mengusulkan solusi terbaru yang dapat mendukung pembangunan industri berkelanjutan serta mengatasi tantangan global demi masa depan yang lebih baik. Perspektif multidisiplin dalam konferensi ini menunjukkan hubungan erat antara berbagai bidang dalam menciptakan solusi yang komprehensif dan berdampak.
ICAKMPET-2025
Sebagai satu-satunya pembicara dari Indonesia, Prof. Sapto menyampaikan presentasi secara virtual dengan judul “Integration Between IMTA System-Net Cages and Smart Biomonitoring Towards Productive Sustainable Aquaculture.” Dalam presentasinya, Prof. Sapto membahas tentang integrasi sistem Keramba Jaring Sistem Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA) dan biomonitoring untuk menciptakan budidaya perikanan yang produktif dan berkelanjutan.
Menurutnya, integrasi jaring dengan sistem IMTA memungkinkan budidaya beberapa spesies biota laut secara bersamaan dalam rantai makanan yang saling terhubung melalui transfer nutrisi dan energi dalam ekosistem air. Inisiatif ini mengutamakan penerapan sistem akuakultur modern yang cerdas, terintegrasi dengan Dasbor Aplikasi Web Geoportal dan memanfaatkan teknologi berbasis IoT. Selain itu, digunakan perangkat lunak EWS-2SW dan BIO-ENV Primer untuk menilai gangguan lingkungan berdasarkan parameter biotik-abiotik dan berbagai indeks ekologi.
Sistem budidaya laut ini juga dilengkapi dengan aplikasi biomonitoring yang menggunakan pendekatan pemodelan lingkungan. Tujuan dari penerapan budidaya perikanan modern dengan keramba IMTA ini adalah untuk mengukur pola pertumbuhan biota dan potensi gangguan lingkungan pada ekosistem laut pesisir, guna menciptakan konsep budidaya yang produktif dan berkelanjutan. Konsep ini telah diterapkan di ekosistem laut pesisir Karimunjawa dan Teluk Awur Jepara, Indonesia.