bio.fsm.undip.ac.id. Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) memperkenalkan inovasi baru dalam bidang pertanian dan perkebunan dengan menciptakan pupuk organik cair (POC) dari limbah tempe. Proses ini melibatkan pemanfaatan limbah tempe yang diolah menjadi POC berkualitas tinggi, yang berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian maupun perkebunan (24/07).
Bertempat di Desa Blimbingwuluh, Kabupaten Pekalongan, program monodisiplin yang merupakan inisiatif Afnia Kusumawardhani, mahasiswi Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, melibatkan ibu-ibu PKK, kader dari 6 dukuh, termasuk istri Kepala Desa. Inovasi ini tidak hanya mengoptimalkan penggunaan bahan-bahan yang sebelumnya terabaikan, tetapi juga menghadirkan solusi praktis dan ramah lingkungan.
Produksi tempe yang tinggi menghasilkan limbah dalam jumlah besar, baik limbah padat maupun limbah cair. Namun, belum ada sistem pengelolaan limbah tempe yang efektif. Limbah tempe tersebut juga tidak hanya mencemari lingkungan namun juga menimbulkan bau tidak sedap yang mengganggu kenyamanan masyarakat setempat.
Sosialisasi dibuka dengan penjelasan oleh Afnia Kusumawardhani yang berfokus pada potensi besar dari limbah tempe cair. Alih-alih dianggap sebagai sampah, kegiatan ini menjelaskan bahwa limbah tempe cair sebenarnya kaya akan nutrisi yang berharga bagi tanaman. Dengan memanfaatkan teknologi fermentasi sederhana yang melibatkan Effective Microorganism 4 (EM4) serta molase, limbah tempe cair mampu diubah menjadi POC yang berguna sebagai pupuk alami.
Dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan POC yang dimulai dari pengumpulan limbah tempe cair, pencampuran limbah dengan EM4 dan molase, hingga tahap fermentasi dalam wadah tertutup. Para peserta diajak langsung melihat proses pelatihan bagaimana bahan-bahan tersebut bertransformasi menjadi POC yang siap digunakan.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang cukup interaktif. Wasjari selaku salah satu produsen tempe di desa setempat, juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini dan memaparkan upaya lainnya dalam mengelola limbah tempe. “Limbah tempe telah kami lakukan pengelolaan terutama limbah tempe padat dengan menjadikannya sebagai pakan tambahan bagi hewan ternak,” ujarnya. Para peserta juga memberikan apresiasi dan harapan kedepannya kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan untuk memperkaya pengetahuan mereka tentang pengelolaan limbah dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
Program ini menciptakan harapan dari masyarakat bahwa transformasi limbah tempe menjadi pupuk cair organik (POC) dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lain kedepannya untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan langkah kecil namun signifikan ini, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan hijau. Tim II KKN UNDIP berkomitmen untuk terus mendukung inovasi hijau yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. (Kontributor : Afnia)