bio.fsm.undip.ac.id – Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dengan PT Pertamina Hulu dan PT Rahasia Wasiat Alam menyelenggarakan kerjasama dalam riset studi mengenai penurunan emisi CO2. Kegiatan ini diawali dengan Kick-off yang dilaksanakan pada Kamis (15/6/2023) bertempat di Dekanat FSM Undip, Tembalang. Kegiatan ini didasari oleh kondisi pencemaran udara di Indonesia yang semakin mengkhawatirkan, sehingga diperlukan peran dari akademisi dan industri dalam upaya menurunkan emisi CO2.Studi yang dilakukan mengenai penurunan emisi CO2 dengan menggunakan multistage photo bio reactor dan perbaikan kualitas air injeksi dengan menggunakan multistage open pond reactor.
Dekan FSM Undip, Prof. Dr. Widowati, S.Si. menyampaikan bahwa studi kolaborasi ini merupakan bentuk Tri Dharma perguruan tinggi dan diharapkan dapat membantu pemerintah dalam upaya menangani polusi udara
Arief Rahman, perwakilan dari PT Pertamina Hulu Energi, mengatakan bahwa Pertamina mendukung pemerintah dalam program menurunkan emisi udara di berbagai wilayah Indonesia. Kerjasama studi ini dilakukan sebagai Upaya dalam menunjang program pemerintah dalam menurunkan emisi CO2 dan gas rumah kaca lainnya.
”Kami mensupport penuh, sebab kami merupakan bagian untuk mensukseskan program itu. Terkait dengan penurunan emisi yang sedang dilakukan riset ini diharapkan lebih ekonomis, dan mungkin bisa jadi alternatif untuk melakukan penurunan CO2 dengan siginifikan dan dengan biaya ekonomis,” jelas Arief Rahman, didampingi Doli Hasyda Bragoba dari perwakilan PT Pertamina Hulu.
Rangga Warsita Aji S.T. dari PT Rahasia Wasiat Alam mengatakan bahwa sebelumnya riset ini sudah mulai diberlakukan uji coba di beberapa wilayah, dengan harapan dapat diterapkan pada daerah-daerah yang memang membutuhkannya. ”Kami senang, PT Pertamina Hulu bisa menjembatani antara dunia akademis dan industri dalam riset dalam mengembangkan teknologi terapan. Kami mendorong bukan sekedar riset, namun juga benar-benar bisa diterapkan di lapangan, dengan melihat kondisi riil yang ada,” jelasnya.
Menurut Rangga, keadaan udara di Indonesia sudah melebihi ambang batas emisi yang disepakati oleh dunia. ”Maka mau tidak mau kita bisa memperbaiki kondisi yang ada agar bisa memenuhi standar baku global. Sebab, dampak negatif dari emisi udara yang buruk bisa berdampak pada krisis pangan dan lainnya,” jelasnya
Prof. Drs. Sapto Purnomo Putro, M.Si yang merupakan Ketua Tim dan juga sebagai Ketua Departemen Biologi FSM Undip menyampaikan harapannya mengenai riset ini agar bisa menjadi kontribusi bagi pemerintah dalam menangani emisi gas CO2 dari proses produksi gas alam oleh Pertamina di Indonesia.
Berita dilansir dari jatengdaily.com