Prof. Sapto Dorong Transformasi Marikultur Berbasis Teknologi pada ICAI 2025

Ketua Departemen Biologi Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro sekaligus Kepala Center of Marine Ecology and Biomonitoring for Sustainable Aquaculture (Ce-MEBSA), Prof. Drs. Sapto P. Putro, M.Si., Ph.D., menjadi salah satu pembicara utama dalam The 11th International Conference of Aquaculture Indonesia (ICAI) 2025. Konferensi ini berlangsung selama dua hari, Rabu–Kamis (29–30 Oktober 2025) di Surabaya.

ICAI 2025 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) kembali menjadi ruang kolaborasi bagi praktisi, akademisi, peneliti, hingga pemangku kebijakan dari dalam dan luar negeri. Tahun ini, konferensi mengusung tema “Resilient and Sustainable Aquaculture: Advancing Innovation for Food Security and Blue Economy.”

Pada kesempatan tersebut, Prof. Sapto memaparkan materi bertajuk “Smart Robotic IMTA Combined with Dashboard System and Smart Biomonitoring for Productive Sustainable Mariculture.” Ia menekankan bahwa sebagai negara kepulauan terbesar dengan wilayah laut mencapai 5,8 juta km² dan garis pantai lebih dari 95.000 km, Indonesia memiliki peluang besar untuk mendorong pengembangan akuakultur berkelanjutan.

Menurutnya, permintaan global terhadap produk perikanan yang aman, sehat, dan diproduksi secara ramah lingkungan menuntut adanya terobosan teknologi budidaya. Meningkatnya konsumsi ikan dunia dan kesadaran masyarakat akan pangan bergizi membuat inovasi budidaya menjadi kebutuhan mendesak. Dalam konteks itu, modernisasi dan otomatisasi menjadi komponen penting untuk mewujudkan efisiensi, ketelusuran, dan keberlanjutan, sekaligus sejalan dengan prinsip ekonomi biru.

Salah satu inovasi yang dikembangkan Ce-MEBSA Undip adalah Smart Robotic Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA) Cage, sebuah sistem KJABB-IMTA yang telah dipatenkan (Paten No. IDS000001488). Teknologi ini menggabungkan pendekatan ekologi laut, robotika, informatika, serta energi terbarukan dalam satu platform cerdas berbasis Internet of Things (IoT).

Fitur yang disematkan dalam sistem tersebut meliputi pemantauan kualitas air dan cuaca secara real-time, pemberian pakan otomatis, pengawasan keamanan area budidaya menggunakan robot, sistem energi surya mandiri, pemantauan kondisi bawah air, deteksi populasi dan ukuran ikan dengan teknologi computer vision, serta pemantauan gangguan lingkungan melalui aplikasi biomonitoring cerdas EWS-2SJ. Kombinasi teknologi ini dirancang untuk memperkuat praktik marikultur yang produktif, efisien, dan berkelanjutan.

Prof. Sapto meyakini bahwa Smart Robotic IMTA Cage dapat menjadi model percontohan bagi transformasi budidaya laut Indonesia menuju sistem yang lebih adaptif dan berdaya saing global, sekaligus mendukung pencapaian SDGs serta agenda ekonomi biru nasional.

ICAI 2025 turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain Wakil Gubernur Jawa Timur Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Laksdya TNI (Purn.) Dr. Didit Herdiawan, MPA., MBA, dan Presiden MAI Prof. Dr. Rokhim Dahuri, serta para pakar dan akademisi dari berbagai institusi nasional dan internasional.

Berita ini tayang di media : https://jatengdaily.com